BPTP Balitbangtan NTT Dampingi Poktan Pengembangan Lamtoro Tarramba di Belu
KUPANG.NUSA FLOBAMORA–Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) NTT memiliki perhatian yang luar biasa terhadap kelompok tani (poktan) di NTT umumnya dan Kabupaten Belu khususnya. Berkenaan dengan pengembangan tanaman lamtoro Tarramba, tim khusus dari BPTP NTT pada Rabu, 24 April 2019 lalu melakukan kunjungan ke Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Belu, NTT. Kehadiran tim BPTP NTT yang beranggotakan Sophia Ratnawaty dan Yanuar Achadri dalam rangka koordinasi Pengembangan Lamtoro Taramba sebagai wujud dukungan Inovasi Pertanian di Wilayah Perbatasan RI-RDTL.
Pada kunjungan ini tim mendapat arahan dari Amandus Linci, S.Pt, selaku Sekretaris Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Belu mengenai kondisi wilayah peternakan di perbatasan Kabupaten Belu. Didampingi Ir. Katarina F. Saik, selaku Kepala Bidang Penyuluhan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Belu, tim melakukan kunjungan ke 3 (tiga) titik Poktan, yakni Poktan Talidikin di Desa Silawan, Kecamatan Tasifeto Timur, Poktan Sinar Harapan di Desa Sadi, Tasifeto Timur dan Poktan Siata Mauhalek di Desa Dualasi Rai Ulun, Kecamatan Lasiolat.
Kelompok tani Talidikin diketuai Clementino Perera, mempunyai anggota sebanyak 40 orang dengan total ternak sapi yang dipelihara 115 ekor. Kelompok tersebut akan menanam lamtoro Tarramba pada lahan seluas 5 (lima) hektar yang rencananya akan dilakukan persemaian di polibek pada Oktober 2019 dan penanaman direncanakan pada Desember 2019.
Kelompok tani Sinar Harapan yang diketuai Aloysius Asa Bau, mempunyai 30 anggota dengan total ternak sapi yang dipelihara sebanyak 80 ekor. Kelompok ini mempunyai kebun lamtoro Tarramba seluas 11 Hektar yang mulai dibudidayakan tahun 2017. Rencana tahun 2019 di musim penghujan nanti akan dilakukan perluasan dan pengembangan tanaman lamtoro Tarramba menjadi 15 hektar. Atas keuletan dan kekompakkan kelompok tani ini dalam pemeliharaan ternak sapi, maka pada tahun 2017 mendapatkan juara umum kontes ternak tingkat Kabupaten Belu.
Kelompok tani Siata Mauhalek adalah kelompok yang diketuai Josef Moruk, beranggotakan 30 orang dengan total ternak sapi yang dipelihara sebanyak 149 ekor. Hasil penjualan ternak sapi dalam 3 tahun terakhir ini untuk sapi jantan umur 2 tahun ditaksir harga Rp 6.000.000,- sedangkan untuk sapi betina ditaksir harga Rp 5.000.000. Keuntungan yang dirasakan peternak dalam pemeliharaan sapi ini antara lain bermanfaat untuk biaya pendidikan anak, untuk biaya renovasi rumah, dan untuk kelangsungan hidup.
Permasalahan yang dirasakan oleh peternak pada saat survei lapangan di tiga kelompok tersebut secara umum adalah penyakit ternak. Upaya pencegahan dan pengobatan penyakit ternak ini sudah dilakukan pengontrolan secara rutin oleh Dinas Peternakan setempat. Untuk permasalahan utama lainnya yang dirasakan peternak adalah masalah pakan akibatnya adalah ternak sering mengalami kekurangan nutrisi sehingga mudah terserang penyakit bahkan banyak ternak yang mati.
Harapan dari BPTP NTT setelah kunjungan dan koordinasi dengan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan serta kelompok tani ternak di Kabupaten Belu adalah dengan pengembangan tanaman lamtoro tarramba semoga dapat mengatasi masalah pakan ternak di wilayah Kabupaten Belu.(*/Amperawati).