Kota Kupang Alami Inflasi Karena Kenaikan Harga Tiket Pesawat
KUPANG.NUSA FLOBAMORA—- Inflasi di Kota Kupang, Ibu kota Provinsi NTT terjadi akibat kenaikan harga tiket angkutan udara, serta daging dan telur ayam ras. Sedangkan secara nasional di Indonesia, inflasi terjadi akibat adanya kenaikan pada dua kelompok pengeluaran, dan tertinggi datang dari kelompok bahan makanan (0,29%) diikuti oleh kelompok ttansportasi, komunikasi dan jasa keuangan (0,24%).
Demikian disampaikan Damarce Sabuna, Kabid. Statistik Distribusi, BPS Provinsi NTT mewakili Kepala BPS Provinsi NTT Maritje Pattiwaellapia dalam acara jumpa pers di BPS NTT, Selasa (2/1/2019).
Menurutnya, Inflasi tertinggi secara nasional, juga terjadi di Kota Kupang sebesar 2,09%, tertinggi kedua terjadi di Banda Aceh sebesar 0,02%; dan terendah di Sorong (-10,15%) dan Kendari yaitu sebesar -0,09%. Sementara dari 82 Kota sample di Indonesia, 80 kota alami inflasi dan 2 kota alami deflasi.
Inflasi nasional merurut tahun kalender 2018 adalah sebesar (3,13%) dan inflasi tahun ke tahun pada Desember 2018 terhadap Desember 2017 adalah sebesar (3,13%). Sedangkan di NTT, tahun 2018 alami inflasi sebesar 3,23%, sedangkan pada Desember 2018 alami Inflasi sebesar (1,84%).
Secara nasional, terjadi kenaikan pada kelompok pengeluaran Transportasi karena naiknya indeks harga pada tarif angkatan udara sebesar 0,19% yang disebabkan oleh adanya hari raya Natal dan Tahun Baru, dan diikuti dengan naiknya tarif kereta api (0,03%) dan tarif angkutan antar kota (0,03%) selama Desember 2018 secara nasional.
Inflasi di NTT pada Desember 2018 terjadi karena adanya kenaikan harga pada enam dari tujuh kelompok pengeluaran dengan kenaikan tertinggi ada pada kelompok pengeluaran transportasi, komunikasi dan jasa keuangan (4,94%), dan diikuti oleh kelompok bahan makanan (3,82%).
Namun secara umum pada tahun 2018, penyebab inflasi di Provinsi NTT didorong oleh kenaika indeks harga pada kelompok pengeluaran transport, komunikasi dan jasa keuangan. Demikian juga seluruh kelompok pengeluaran selama Tahun 2018 alami kenaikan indeks harga.
Inflasi NTT pada Desember 2018 sebesar 1,84% dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebessr 134,70. Dua kota IHK lainnya di NTT alami inflasi yaitu kota Kupang (2,09%) dan Maumere (0,14%). Sedangkan selama tahun 2018, provinsi NTT alami inflasi 3,07%, Kota Kupang alami inflasi (3,23)%, dan Kota Maumere inflasi sebesar 2,00%.
Di Maumere Inflasi yang terjadi selama 2018 akibat adanya kenaikan tertinggi pada kelompok pengeluaran perumahan. Sedangkan secara umum, inflasi di NTT pada kelompok angkutan udara, bahan makanan terjadi akibat berkurangnya stok pada beberapa jenis hortikultura akibat adanya musim hujan. Demikian juga penyumbang terjadinya inflasi di NTT yaitu pada kelompok ayam ras, beras, kangkung, ikan kembung, rokok kretek, ikan kakap merah, bayam, besi beton dan rokok kretek. Demikian juga di kota Kupang, sedangkan di Maumere penyumbang inflasi terbesar adalah dari Beras.
Nilai Tukar Petani (NTP) alami peningkatan pada Desember 2018 yaitu sebesar 107,02 artinya daya beli/nilai tukar petani lebih baik dibandingkan dengan pengeluarannya. NTP Desember 2018 turun -0,07% dibandingkan NTP November 2018. Namun di pedesaan terjadi Inflasi sebesar 0,65%. Faktor pemicu adalah adanya peningkatan konsumsi masyarakat pada subkelompok bahan makanan, makanan jadi dan perumahan. Sedangkan perkembangan ekspor impor NTT November 2018 Neraca perdagangan Luar Negeri NTT defisit sebesar US $91.016.595. Jika dibandingkan komulatif nilai ekspor sebesar US $ 16.582.646 terhadap nilai impor sebesar UD $ 106.599.231.
Negara tujuan ekspor terbesar masih ke RDTL, yaitu sebesar US $ 1.271.325, bahan ekspor terbesar pada November 2018 adalah Komoditas Garam, Belerang, Dan Kapur (25) senilai US $ 191.928. Nilai impor NTT pada November 2018 adalah senilai US $ 8.150.123, dengan volume sebesar 8.865,17 ton dengan komoditas impor terbesar yaitu BBM (27) yang didatangkan dari Malaysia.
Jumlah tamu menginap pada hotel bintang lima di NTT pada Desember 2018 adalah 64,46% alami kenaikan dari bulan Nopember 2018 yaitu 58,03%.
Penumpang angkutan udara selama Oktober – Nopember 2018 alami penurunan -7,76% yaitu dsri 175.348 penumpang menjadi 161.748. Demikian juga jumlah penumpang berangkat ke NTT alami penurunan sebesar -7,57% dari 168.646 penumpang turun menjadi 156.812 penumpang. Sedangkan jumlah penumpang udara terbanyak adalah lewat bandar Udara El Tari (162.573) atau naik -7.34%, urutan kedua adalah di Bandar Udara Internasional Komodo dari 21.235 menjsdi 43.105 atau naik -13,61% dan urutan ketiga H.H.Aroeboesman, Ende dari 7.936 pada November 2018, naik menjadi 16.733 penumpang.(ER)