Penjabat Gubernur NTT Sebut Tiga Masalah Pokok Kependudukan di NTT
KUPANG.NUSAFLOBAMORA––Kondisi kependudukan saat ini baik dalam arti kuantitas dan kualitas maupun persebaran merupakan tantangan yang berat bagi pembangunan Bangsa Indonesia. Ada tiga masalah pokok kependudukan yang dihadapi baik secara nasional maupun skala NTT yakni jumlah dan pertambahan penduduk yang besar, kualitas sumber daya manusia (SDM) penduduk yang rendah dan persebaran penduduk yang tidak merata
Hal ini dikatakan Penjabat Gubernur NTT, Drs. Robert Simbolon, MPA saat membuka kegiatan rapat penelaahan program kependudukan, keluarga berencana dan pembangunan keluarga tingkat Provinsi NTT di Swiss Bellin Hotel Kupang, Senin (27/8/2018).
Dikatakan Robert, saat ini terdapat tiga permasalahan utama kependudukan di Indonesia dan NTT khususnya yaitu, Pertama, jumlah dan pertambahan penduduk yang besar. Kedua, kualitas sumber daya manusia( SDM) penduduk yang rendah dan Ketiga, persebaran penduduk yang tidak merata. Situasi dan kondisi kependudukan saat ini, merupakan fenomena yang memerlukan perhatian dan penanganan secara seksama dan sungguh-sungguh serta berkelanjutan.
Menurutnya, salah satu upaya yang telah dan perlu terus dilakukan oleh pemerintah adalah dengan perencanaan pengendalian kehamilan dan kelahiran serta peningkatan kualitas penduduk melalui program kependudukan, keluarga berencana dan pembangunan keluarga ( KKBPK). Hal ini dimaksud agar tercipta keseimbangan antar jumlah penduduk dengan daya dukung alam sebagai sumber penghidupan penduduk itu sendiri menuju sejahtera.
Selain itu juga, katanya, akan memberikan kemudahan bagi keluarga dan pemerintah untuk memenuhi dan meningkatkan kebutuhan gizi dan pendidikan anak, agar bisa mendapatkan generasi yang sehat, cerdas agar penduduk menjadi subyek dan obyek pembangunan yang handal.
Manfaat lain yang tidak kalah menarik, kata Robert, dengan program yang dapat menghindari ibu dengan empat TERLALU, yakni TERLALU muda hamil dan melahirkan, TERLALU dekat jumlah kelahiran, TERLALU banyak hamil dan melahirkan, dan TERLALU tua hamil dan melahirkan.
Robert mengharapkan, terhadap permasalahan ini dan dampaknya, kiranya semua bisa bergandeng tangan bahu membahu, bekerja keras dan bekerja sama, bekerja cerdas dn bekerja tuntas agar kedepannya dapat mewujudkan NTT yang maju, berkualitas,sehat sejahtera dan bermartabat.
Sementara itu, Direktur Perencanaan Pengendalian Kependudukan BKKBN, Drs. Beny Benu, M.Si mengatakan, NTT tidak mengalami bonus demografi, dikarenakan total peserta keluarga berencana (KB) sangat rendah. Selain itu untuk NTT, rata-rata kemampuan seorang wanita memiliki anak 4 orang dan NTT merupakan urutan ke 30 peserta KB aktif dari 34 Provinsi di Indonesia.
Hadir pada acara rapat penelaah ( Review) program kependudukan, keluarga berencana dan pembangunan keluarga tingkat Provinsi NTT Tahun 2018, Kadis Kesehatan Provinsi NTT, dr. Dominikus Mere, Ketua Koalisi Kependudukan Indonesia Provinsi NTT, Prof. Dr I Gusti Arjana, Ketua komisi III DPRD Kabupaten /Kota se-NTT, Kepala OPD Kabupaten / Kota se-NTT. (erni amperawati)